keinginan dari masuk kuliah akhirnya kesampaian juga. ternyata g ada masalah dengan ini, justru aku merasa waktuku tidak terbuang sia-sia. keadaan ini sungguh menyenangkan bagiku, cuma ada sedikit masalah dengan timbulnya spekulasi dari orang-orang yang sering berhubungan denganku, mereka mengira kalau aku menghindar dari mereka. ditambah lagi hp q tanpa pulsa, hehehe. jadinya semua berpikir begitu, padahal baru q awali untuk duniaku yang baru, yaitu dunia kuliah sambil kerja
Anime
insting luar biasa
awal masa depan
awal-awal cerita dimulai
hiburan
disela-sela kepenatan rutinitas,sempatin sebentar
masa depan
mempertahankan apa yang ada
anime
tekad yang kuat
Jumat, 20 April 2012
Rabu, 11 April 2012
resensi
Judul : The True Love in America
Pengarang : M. Syamsi Ali, M.A.
Penerbit : Gema Insani
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2009
Jumlah Halaman : 174 + Cover
M. Syamsi Ali adalah orang yang menulis buku yang berjudul The True Love in America, seorang magister perbandingan agama yang kini bertugas sebagai Penhumas di Perwakilan Tetap RI untuk PBB. Dalam buku ini beliau menceritakan tentang orang yang baru memeluk Islam (muallaf) yang berada di Amerika tepatnya di kota New York.
Dalam buku ini disebutkan semenjak tragedi 11 september 2001, masyarakat Amerika penasaran dengan Islam, kebanyakan dari mereka ingin mengetahui dari sumber aslinya, Al-Qur’an dan dari ustadz-ustadz di sana.
Selasa, 03 April 2012
latihan
ATAS NAMA HAM DAN SENI
Kebebasan beragama adalah salah satu hak yang paling asasi di antara hak
asasi manusia, karena kebebasan beragama itu langsung bersumber pada martabat
manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan (Rudini, 1994:65). Sesuai dengan pasal 29
ayat 1 dan 2 Undang – Undang Dasar 1945 yang mengatur tentang Agama, serta pada
pasal 18 Pernyataan Umum tentang Hak Asasi manusia menyatakan, “Setiap orang
berhak atas kebebasan pikiran, keinsyafan batin dan agama, dalam hal ini
termasuk kebebasan berganti agama atau kepercayaan dan kebebasan menyatakan
agama atau kepercayaan dengan mengajarkan,melakukan, beribadat dan
menempatinya, baik sendiri maupun bersama dengan orang lain, dan baik di tempat
umum maupun ditempat yang tersendiri”. Pengertian kebebasan ini juga tidak
lepas dari tanggung jawab setiap individu terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Hal yang ingin penulis tekankan kali ini dalam agama Islam. Umlil menyatakan
kebebasan beragama boleh – boleh saja, baik menyatakan pendapat atupun
berkeyakinan akan tetapi dengan satu sarat yaitu jangan meninggalkan Islam
(Mernissi, 1994:59). Hal ini yang menyebabkan banyak dari masyarakat Indonesia terutama
yang perempuan untuk berekspresi dalam berpakaian. Berbeda dengan masyarakat
Arab yang masih terbilang takut dalam menjalankan prinsip demokrasi.
Banyak dari masyarakat kita yang mengatakan “nduwur kudung, ngisor
warung”, yang maksudnya mungkin adalah perempuan yang berjilbab tapi masih
menampakkan auratnya. Memang aurat yang ditampilkan tidak secara langsung, akan
tetapi dapat dilihat di masyarakat sekitar kita. Bagaimana tidak dikatakan
melihatkan auratnya, mayoritas dari mereka yang berjilbab melihatkan setiap
lekuk dari tubuhnya walaupun ditutup dengan pakaian. Ini sudah menyeleweng dari
Al-Qur’an yang tujuan sebenarnya dari mengenakan jilbab adalah untuk menutup
aurat dan untuk menghindari dari godaan laki-laki yang tidak sopan, seperti dalam
surat Al-Ahzab ayat 59 yang artinya :
”Hai Nabi, Katakanlah kepada
isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: Hendaklah
mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. yang demikian itu supaya
mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah
adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-Ahzab:59)
Al-Ghifari
menyatakan, “Fenomena seperti ini muncul di Indonesia sejak awal tahun 2000
saat media cetak dan elektronik sedang jaya-jayanya” (2004, 13). Apabila kita
bertanya kepada perempuan-perempuan yang memakai jilbab (pakaian) seperti itu mereka
dengan santai menjawabnya, “tidak ada larangan untuk berekspresi dalam berpakaian,
mau telanjang sekalipun tidak masalah karena ini merupakan Hak Asasi Manusia.”
Kita tidak bisa serta merta menyalahkan orang yang berpakaian seperti itu, mungkin
saja mereka hanya meniru dari pablik figur (artis) yang mereka sukai, atau perancang model pakaian Islami yang tidak
memahami dengan benar prinsip pakaian Islam, khususnya untuk kaum Hawa atau
kaum Perempuan.
Setiap hari
masyarakat kita kebanjiran tontonan super erotis, baik dari sinetron, film,
iklan, talkshow, dan video klip sarat dengan muatan pornografi. Sudah pasti
aurat terjual bebas disana (al-Ghifari, 2004:25). Bahkan lebih paranhnya adalah
mereka yang menjadi panutan kaum muda khususnya perempuan berpendapat bahwa
tata cara meraka berpakaian adalah sebuah seni, tidak melanggar aturan norma
asusila.
Jilbab atau
berpakaian muslimah sebenarnya bukan hanya demi kehornatan wanita saja, tetapi
juga merupakan bentuk ibadah kepada sang Pencipta (al-Ghifari, 2004:43). Mungkin
saja mereka tidak mengetahui hukuman bagi wanita yang melihatkan auratnya atau
seperti acuh tak acuh tentang hukum itu. Seperti dalam hadist diterangkan
tentang hukuman bagi wanita yang melihatkan aurtanya, hadist yang diriwayatkan
olek Muslim itu artinya, “ada dua golongan dari ahli neraka yang siksanya
belum pernah saya lihat sebelumnya, (1) kaum yang membawa cambukseperti ekor
sapi yang digunakan memukul orang (penguasa yang zalim) (2) Wanita yang
berpakaian tapi telanjang, yang selalu maksiat dan menarik orang lain untuk
berbuat maksiat. Rambutnya sebesar punuk unta. Mereka tidak akan masuk sura,
bahkan mencium wanginya, padahal bau surga itu tercium sejauh perjalanan yang
amat panjang.” (HR. Muslim)
Senin, 02 April 2012
kuliah
HERMENEUTIKA
hermeutika adalah sebuah pendekatan yang memberlakukan obyek kajian sebagai gejala text.
text adalah sebuah orpus yang bisa ditafsirkan.
setiap aliran secara tidak langsung memunculkan distors, wacana.
agama sering kali menjadi text.munculnya hermeutika karena adanya peradaban text.
efek hermeutika
- membuat orang menafsirkan text-text alqur'an sesuai konteksnya masing masing.
manfaat hermeutika
- membuat kita kritis terhadap wacana-wacana agama.
Hermeneutika, secara umum dapat didefinisikan sebagai teori atau filsafat tentang interpretasi (tafsiran) makna (Joseph Bleicher, Contemporary Hermeneutics, London : Routledge and Kegan Paul, 1980, hal. 12). (Triatmoko, 1993).
Kata hermeneutika itu sendiri berasal dari kata kerja bahasa Yunani, hermeneuin, yang berarti menafsirkan. Kata bendanya hermeneia.
Akar kata itu dekat dengan nama dewa Yunani yakni Dewa Hermes yang menjadi utusan atau pembawa pesan para dewa. Dewa Hermes berperan mengubah apa yang di luar pengertian manusia ke dalam bentuk yang dimengerti manusia. Peranan semacam itulah yang kurang lebih mau dilakukan oleh para ahli tafsir Kitab Suci (Triatmoko, 1993).
Dalam The New Encyclopedia Britannica, dikatakan bahwa hermeneutika adalah studi tentang prinsip-prinsip umum dalam interpretasi Bible (hermeneutics is the study of the general principal of biblical interpretation).
Tujuan awal dari penggunaan metode hermeneutika adalah untuk menemukan kebenaran dan nilai-nilai dalam Bible. Dalam sejarah interpretasi Bible, ada 4 model utama interpretasi Bible, yaitu :
1. Literal interpretation; interpretasi sesuai makna yang jelas, mengikuti aturan tatabahasa dan konteks sejarahnya.
2. Moral interpretation; interpretasi berdasarkan nilai-nilai etika dalam kitab suci.
3. Allegorical interpretation; interpretasi mengunakan makna alegoris (kiasan), tanpa mengabaikan makna literalnya, tetapi makna literal dianggap rendah dan perlu diangkat menuju makna kiasannya.
4. Anagogical interpretation; interpretasi dengan mencoba mencari makna-makna mistis dari angka-angka dan huruf kitab suci.
Dari model-model ini, yang menjadi arus utama sejak awal sejarah Kristen adalah model literal (model Antioch) dan model allegoris (model Alexandria).
Ke-4 model interpretasi Bible tersebut dipraktikkan sejak awal sejarah Kristen (abad ke-4 M), dengan tokohnya Saint Jerome, hingga berakhirnya Abad Pertengahan (abad ke-16 M) dengan tokohnya Marthin Luther.
Pada masa modern, hermeneutika dipelopori oleh Friedrich Schleiermacher (1768-1834). Tokoh teolog Protestan ini dikenal sebagai Bapak Hermeneutika Modern yang pertama kali berusaha membakukan hermeneutika sebagai metode umum interpretasi yang tidak terbatas pada interpretasi kitab suci atau kitab sastera. Kemudian Dilthey (w. 1911) menerapkannya sebagai metode sejarah, lalu Hans-Georg Gadamer (1900- ) mengembangkannya menjadi ‘filsafat’, Paul Ricoeur menjadikannya sebagai ‘metode penafsiran fenomenologis-komprehensif’. Selain itu para filosof seperti Jurgen Habermas, Jacques Derrida, dan Michael Foucault, mengembangkan sebentuk "kritik hermeneutik", yaitu analisis atas proses pemahaman manusia yang sering terjebak dalam otoritarianisme, khususnya karena tercampurnya determinasi sosial-budaya-psikologis dalam kegiatan memahami sesuatu (Faiz, 2005).
Secara umum, ada 3 tujuan hermeneutika.
1. Hermeneutika sebagai cara untuk memahami,
2. Hermeneutika sebagai cara untuk memahami suatu pemahaman,
3. Hermeneutika sebagai cara untuk mengkritisi pemahaman.
Dalam perspektif pendekatan hermeneutik, variabel pemahaman manusia sedikitnya melibatkan 3 unsur:
1. Unsur pengarang (author).
2. Unsur teks (text).
3. Unsur pembaca (reader).
Ke-3 elemen pokok inilah yang dalam study hermeneutika disebut Triadic Structure.
Hermeneutika, sebagaimana disebut di atas, pada dasarnya merupakan suatu metode penafsiran yang berangkat dari analisis bahasa dan kemudian melangkah ke analisis konteks, untuk kemudian "menarik" makna yang didapat ke dalam ruang dan waktu saat proses pemahaman dan penafsiran tersebut dilakukan.
Jika pendekatan hermeneutika ini dipertemukan dengan kajian teks kitab suci, maka persoalan dan tema pokok yang dihadapi adalah bagaimana teks teks kitab suci tsb hadir di tengah masyarakat, lalu dipahami, ditafsirkan, diterjemahkan, dan di-dialog-kan dengan dinamika realitas historisnya.
Metode hermeneutika pada dasarnya dapat digunakan sebagai alat untuk melakukan interpretasi terhadap kitab suci hindu, budha, yahudi, kristen, islam, dll karena kesemua kitab suci tersebut memiliki unsur-unsur yang sama yaitu : pengarang, teks, dan pembaca.
Dengan menguasai metode hermeneutika, diharapkan setiap pembaca (reader)dapat menangkap pesan-pesan yang ingin disampaikan dalam teks (text) secara utuh sebagaimana yang diharapkan oleh penulis (author).
Kata hermeneutika itu sendiri berasal dari kata kerja bahasa Yunani, hermeneuin, yang berarti menafsirkan. Kata bendanya hermeneia.
Akar kata itu dekat dengan nama dewa Yunani yakni Dewa Hermes yang menjadi utusan atau pembawa pesan para dewa. Dewa Hermes berperan mengubah apa yang di luar pengertian manusia ke dalam bentuk yang dimengerti manusia. Peranan semacam itulah yang kurang lebih mau dilakukan oleh para ahli tafsir Kitab Suci (Triatmoko, 1993).
Dalam The New Encyclopedia Britannica, dikatakan bahwa hermeneutika adalah studi tentang prinsip-prinsip umum dalam interpretasi Bible (hermeneutics is the study of the general principal of biblical interpretation).
Tujuan awal dari penggunaan metode hermeneutika adalah untuk menemukan kebenaran dan nilai-nilai dalam Bible. Dalam sejarah interpretasi Bible, ada 4 model utama interpretasi Bible, yaitu :
1. Literal interpretation; interpretasi sesuai makna yang jelas, mengikuti aturan tatabahasa dan konteks sejarahnya.
2. Moral interpretation; interpretasi berdasarkan nilai-nilai etika dalam kitab suci.
3. Allegorical interpretation; interpretasi mengunakan makna alegoris (kiasan), tanpa mengabaikan makna literalnya, tetapi makna literal dianggap rendah dan perlu diangkat menuju makna kiasannya.
4. Anagogical interpretation; interpretasi dengan mencoba mencari makna-makna mistis dari angka-angka dan huruf kitab suci.
Dari model-model ini, yang menjadi arus utama sejak awal sejarah Kristen adalah model literal (model Antioch) dan model allegoris (model Alexandria).
Ke-4 model interpretasi Bible tersebut dipraktikkan sejak awal sejarah Kristen (abad ke-4 M), dengan tokohnya Saint Jerome, hingga berakhirnya Abad Pertengahan (abad ke-16 M) dengan tokohnya Marthin Luther.
Pada masa modern, hermeneutika dipelopori oleh Friedrich Schleiermacher (1768-1834). Tokoh teolog Protestan ini dikenal sebagai Bapak Hermeneutika Modern yang pertama kali berusaha membakukan hermeneutika sebagai metode umum interpretasi yang tidak terbatas pada interpretasi kitab suci atau kitab sastera. Kemudian Dilthey (w. 1911) menerapkannya sebagai metode sejarah, lalu Hans-Georg Gadamer (1900- ) mengembangkannya menjadi ‘filsafat’, Paul Ricoeur menjadikannya sebagai ‘metode penafsiran fenomenologis-komprehensif’. Selain itu para filosof seperti Jurgen Habermas, Jacques Derrida, dan Michael Foucault, mengembangkan sebentuk "kritik hermeneutik", yaitu analisis atas proses pemahaman manusia yang sering terjebak dalam otoritarianisme, khususnya karena tercampurnya determinasi sosial-budaya-psikologis dalam kegiatan memahami sesuatu (Faiz, 2005).
Secara umum, ada 3 tujuan hermeneutika.
1. Hermeneutika sebagai cara untuk memahami,
2. Hermeneutika sebagai cara untuk memahami suatu pemahaman,
3. Hermeneutika sebagai cara untuk mengkritisi pemahaman.
Dalam perspektif pendekatan hermeneutik, variabel pemahaman manusia sedikitnya melibatkan 3 unsur:
1. Unsur pengarang (author).
2. Unsur teks (text).
3. Unsur pembaca (reader).
Ke-3 elemen pokok inilah yang dalam study hermeneutika disebut Triadic Structure.
Hermeneutika, sebagaimana disebut di atas, pada dasarnya merupakan suatu metode penafsiran yang berangkat dari analisis bahasa dan kemudian melangkah ke analisis konteks, untuk kemudian "menarik" makna yang didapat ke dalam ruang dan waktu saat proses pemahaman dan penafsiran tersebut dilakukan.
Jika pendekatan hermeneutika ini dipertemukan dengan kajian teks kitab suci, maka persoalan dan tema pokok yang dihadapi adalah bagaimana teks teks kitab suci tsb hadir di tengah masyarakat, lalu dipahami, ditafsirkan, diterjemahkan, dan di-dialog-kan dengan dinamika realitas historisnya.
Metode hermeneutika pada dasarnya dapat digunakan sebagai alat untuk melakukan interpretasi terhadap kitab suci hindu, budha, yahudi, kristen, islam, dll karena kesemua kitab suci tersebut memiliki unsur-unsur yang sama yaitu : pengarang, teks, dan pembaca.
Dengan menguasai metode hermeneutika, diharapkan setiap pembaca (reader)dapat menangkap pesan-pesan yang ingin disampaikan dalam teks (text) secara utuh sebagaimana yang diharapkan oleh penulis (author).
axiata cup
VIVAnews - Indonesia Rajawali yang sukses mengantongi dua hasil bagus dalam dua pertandingan sebelumnya, kembali tampil mengesankan saat menantang tim berkomposisi juara Malaysia Tiger di babak penyisihan grup K pada turnamen bulutangkis beregu Axiata Cup 2012.
Dalam pertarungan di Stadion Badminton Cheras, Minggu, 25 Maret 2012, Dionysius Hayom Rumbaka yang bermain di partai pertama sempat mendapat kesulitan saat berhadapan dengan Hafiz Hashim, menggantikan Lee Chong Wei yang absen karena cedera.
Hayom harus bermain tiga set untuk memastikan kemenangan atas Hafiz. Hayom sempat kehilangan set pertama dengan angka 16-21. Namun, dalam dua set selanjutnya, Hayom tidak memberikan kesempatan kepada Hafiz untuk mengembangkan permainan.
Sukses Hayom merebut set kedua dengan skor 21-18 memberikan kepercayaan diri buat Hayom tampil mendominasi di set penentu. Klimaksnya, saat Hayom menutup laga di set ketiga dengan selisih angka 21-9.
Di nomor ganda, pasangan Angga Pratama/Rian Agung Saputro tampil spartan dan menunjukan determinasi luar baisa saat menghadapi pasangan nomor satu Malaysia, Koo Kien Keat/Tan Boon Heong, untuk mengunci kemenangan Indonesia Rajawali.
Sempat kalah 10-21 pada set pertama, Angga dan Rian mampu bangkit pada dua set selanjutnya. Tampil penuh percaya diri selama set kedua, mereka menang 21-18. Lalu sukses memanfaatkan kekalahan sendiri pemain tuan rumah sehingga menang 21-13 pada set terakhir. Radjawali unggul 2-0 atas Tigers.
Meski sudah tidak menentukan, partai ketiga antara Shesar Hiren Rhustavito melawan Daren Liew tetap berlangsung seru. Kejar-mengejar angka terjadi pada set pertama, namun Shesar harus mengakui keunggulan lawannya 19-21.
Pada awal set kedua, kedua pemain tetap menunjukan performa terbaiknya. Tapi Shesar kerap melakukan kesalahan sendiri sehingga Liew bisa melaju dan memberikan kemenangan untuk Tigers 21-13.
Indonesia Rajawali pun mengunci kemenangan yang tidak terduga atas Malaysia Tigers 2-0. Wakil tanah air itu pun mengamankan posisi puncak Grup K dan terhindar berhindar tim senegara, Indonesia Garuda yang menjuarai Grup J, pada babak semifinal.
Pada semifinal yang akan digelar dengan sistem kandang-tandang tanggal 30 Maret dan 1 April mendatang, Indonesia Rajawali akan menghadapi Malaysia Lepard. Sementara Indonesia Garuda akan menjajal Malaysia Tigers.
VIVAnews - Indonesia Garuda memastikan tiket ke final Axiata Cup 2012 setelah mengalahkan tim Malaysia Tigers 3-0 di leg kedua babak semifinal, Minggu, 1 April 2012. Di leg pertama sebelumnya Taufik Hidayat dan kawan-kawan juga menang dengan skor 2-1.
Dengan hasil ini, Indonesia akan bertemu dengan Rajawali Indonesia yang juga lolos ke final setelah mengalahkan tim Malaysia Leopards dengan skor 3-0 di leg pertama dan leg kedua.
Bermain di Malaysia pada leg kedua, Indonesia Garuda justru lebih lebih baik dibanding leg pertama. Di partai pertama, Garuda sukses mencuri poin lewat tunggal putra Simon Santoso yang berhasil mengalahkan Daren Liew dengan skor 21-11 dan 21-14.
Di partai kedua, ganda putra Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan juga sukses menyumbang kemenangan. Pasangan ini berhasil mengalahkan ganda putra Malaysia, Goh V Shem/Lim Kim Wah 24-22, 22-20.
Tunggal Indonesia Garuda, Taufik Hidayat akhirnya melengkapi kemenangan timnya dengan merebut partai ketiga. Taufik berhasil mengalahkan Mohammad Arif Abdul Latif dengan skor 21-10, 21-7.
Dalam pertarungan di Stadion Badminton Cheras, Minggu, 25 Maret 2012, Dionysius Hayom Rumbaka yang bermain di partai pertama sempat mendapat kesulitan saat berhadapan dengan Hafiz Hashim, menggantikan Lee Chong Wei yang absen karena cedera.
Hayom harus bermain tiga set untuk memastikan kemenangan atas Hafiz. Hayom sempat kehilangan set pertama dengan angka 16-21. Namun, dalam dua set selanjutnya, Hayom tidak memberikan kesempatan kepada Hafiz untuk mengembangkan permainan.
Sukses Hayom merebut set kedua dengan skor 21-18 memberikan kepercayaan diri buat Hayom tampil mendominasi di set penentu. Klimaksnya, saat Hayom menutup laga di set ketiga dengan selisih angka 21-9.
Di nomor ganda, pasangan Angga Pratama/Rian Agung Saputro tampil spartan dan menunjukan determinasi luar baisa saat menghadapi pasangan nomor satu Malaysia, Koo Kien Keat/Tan Boon Heong, untuk mengunci kemenangan Indonesia Rajawali.
Sempat kalah 10-21 pada set pertama, Angga dan Rian mampu bangkit pada dua set selanjutnya. Tampil penuh percaya diri selama set kedua, mereka menang 21-18. Lalu sukses memanfaatkan kekalahan sendiri pemain tuan rumah sehingga menang 21-13 pada set terakhir. Radjawali unggul 2-0 atas Tigers.
Meski sudah tidak menentukan, partai ketiga antara Shesar Hiren Rhustavito melawan Daren Liew tetap berlangsung seru. Kejar-mengejar angka terjadi pada set pertama, namun Shesar harus mengakui keunggulan lawannya 19-21.
Pada awal set kedua, kedua pemain tetap menunjukan performa terbaiknya. Tapi Shesar kerap melakukan kesalahan sendiri sehingga Liew bisa melaju dan memberikan kemenangan untuk Tigers 21-13.
Indonesia Rajawali pun mengunci kemenangan yang tidak terduga atas Malaysia Tigers 2-0. Wakil tanah air itu pun mengamankan posisi puncak Grup K dan terhindar berhindar tim senegara, Indonesia Garuda yang menjuarai Grup J, pada babak semifinal.
Pada semifinal yang akan digelar dengan sistem kandang-tandang tanggal 30 Maret dan 1 April mendatang, Indonesia Rajawali akan menghadapi Malaysia Lepard. Sementara Indonesia Garuda akan menjajal Malaysia Tigers.
VIVAnews - Indonesia Garuda memastikan tiket ke final Axiata Cup 2012 setelah mengalahkan tim Malaysia Tigers 3-0 di leg kedua babak semifinal, Minggu, 1 April 2012. Di leg pertama sebelumnya Taufik Hidayat dan kawan-kawan juga menang dengan skor 2-1.
Dengan hasil ini, Indonesia akan bertemu dengan Rajawali Indonesia yang juga lolos ke final setelah mengalahkan tim Malaysia Leopards dengan skor 3-0 di leg pertama dan leg kedua.
Bermain di Malaysia pada leg kedua, Indonesia Garuda justru lebih lebih baik dibanding leg pertama. Di partai pertama, Garuda sukses mencuri poin lewat tunggal putra Simon Santoso yang berhasil mengalahkan Daren Liew dengan skor 21-11 dan 21-14.
Di partai kedua, ganda putra Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan juga sukses menyumbang kemenangan. Pasangan ini berhasil mengalahkan ganda putra Malaysia, Goh V Shem/Lim Kim Wah 24-22, 22-20.
Tunggal Indonesia Garuda, Taufik Hidayat akhirnya melengkapi kemenangan timnya dengan merebut partai ketiga. Taufik berhasil mengalahkan Mohammad Arif Abdul Latif dengan skor 21-10, 21-7.