4/11/2014 02:51:00 PM
warna-warni bendera partai politik sudah turun dari tiangnya. dengan berakhirnya proses pemilu legislatif beberapa hari lalu (meskipun belum semuanya tuntas), karena adanya keterlambatan proses pengiriman surat suara atau karena tertukarnya surat suara dari masing-masing daerah. bahkan ada juga yang harus mengulang proses pencoblosan akibat terjadinya kecurangan atau kesalahan yang fatal.
dengan berakhirnya PILEG kemarin menimbulkan beberapa ketakutan pada sebagian masyarakat. bukan tanpa alasan hal itu terjadi, hal itu karena lemahnya pengawasan selama proses pemilu. baik dari panwaslu tingkat desa sampai atas. kampanye anti money politik yang selama ini berkumandang ternyata hanya sebatas kampanye. pada realita yang ada pengawasan terhadap praktek money politik din sebagian daerah yang dilakukan oleh para calon legislatif terkesan hanya sebatas ucapan.ya memang bukan dari calon itu sendiri yang melakukannya, akan tetapi melalui para tim suksesnya.
sedikit menelisik kebelakang, mungkin hal itu juga yang menyebabkan sebagian dari para anggota legislatif melakukan KORUPSI, bagaimana tidak, pastinya mereka tidak mau rugi karena uang yang mereka keluarkan juga tidak sedikit. kalau sudah begini apa kita harus menyalahkan mereka, atau menyalahkan panwaslu, atau menyalahkan masyarakat yang menerima praktek tersebut? jawaban tersebut hanya bisa kembali kepada pribadi masing-masing.
akan tetapi ternyata bukan hanya itu, para anggota KPPS yang seharusnya bersifat netral malah yang sering melakukan kesalahan fatal, yaitu berbuat curang demi keuntungan salah satu caleg atau parpol. yang paling tidak bisa diterima dari akal sehat mungkin kenapa para anggota KPPS juga menjadi tim sukses salah satu CALEG atau PARPOL? sebenarnya bagaimana proses menentukan anggota KPPS itu? bukan hanya anggota kpps saja ternyata, bahkan ada juga anggota PanWas juga termasuk tim sukses.
money politik memang terkadang juga dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat kita. dengan iming-iming uang pasti akan sangat menarik perhatian untuk memilih salah satu Caleg. apalagi kalau ada tawaran bantuan untuk daerah individu tinggal. akan tetapi kesalahan yang sering dilakukan adalah menerima uang dari lebih dari satu Calon/Parpol. hal ini sering terjadi, terutama yang jauh dari kehidupan kota. hal seperti ini mengakibatkan berbagai efek negatif, dari pecahnya nilai persaudaran di desa, sampai di pukuli oleh orang sewaan dari tim sukses salah satu Caleg/Parpol. bahkan sesama saudara baik kandung, sepupu ataupun tetangga depan rumahpun dapat terjadi pertikaian akibat money politik. money politik sudah seperti hal yang wajib ada dalam setiap langkah pemilu. sudah menjadi kebutuhan. masyarakat sudah menggunakan semboyan "seng ono duite seng tak pilih" atau dalam bahasa indonesia yang ada uangnya yang kupilih.
inikah pesta demokrasi negara ini?
0 komentar:
Posting Komentar